Jumat, 24 September 2010

Postingan ke-1000: Catatan Penting Seorang Blogger REP Wijaya Kusumah

KUTIPAN HEBOH HARI INI, OLEH OMJAY, GURU DI LABSCHOLL, JAKARTA
(guruku juga)

Postingan ke-1000: Catatan Penting Seorang Blogger
REP
Wijaya Kusumah
| 25 September 2010 | 00:25
47
15



4 dari 6 Kompasianer menilai Inspiratif.

Catatan Penting Seorang Blogger
Catatan Penting Seorang Blogger

Malam semakin larut. Rasanya mata ini ingin sekali terpejam. Tetapi karena ingin memenuhi janji dengan kompasianer, maka saya paksakan juga untuk membuat sebuah tulisan. Sebuah tulisan yang saya buat di blog kompasiana dengan niat untuk berbagi. Dengan begitu ada pesan yang ingin saya sampaikan. “Menulislah sebelum tidur”.

Dengan menulis sebelum tidur, saya telah menorehkan sebuah catatan penting. Catatan penting seorang blogger tentang betapa indahnya bisa berbagi. Bila esok ajal menjemput, ada sebuah pesan yang sudah saya tuliskan. Sebab kematian itu pasti, tak ada satupun orang yang bakal mengelakkannya.

Tanpa terasa, malam ini saya telah menorehkan sejarah dalam blog keroyokan kompasiana. Sejarah penting dari seorang blogger yang telah memposting tulisannya yang ke-1000. Sebenarnya, bukan kuantitas yang ingin saya banggakan, tetapi kualitas tulisan itulah yang ingin saya sampaikan. Semoga tulisan-tulisan yang sudah saya buat ini bermanfaat untuk semua, dan tak hanya menjadi sampah-sampah informasi. Sebuah Catatan penting seorang blogger yang ingin sekali menjadi blogger handal di era global. Semoga terajut menjadi sebuah buku.

Era new media telah berakhir. Kini saatnya era sosial media. Begitulah para pakar komunikasi berbicara menyampaikan pendapatnya. Saya pun termenung dan menyetujui apa yang disampaikan oleh para pakar itu. Lihatlah buktinya. Facebook dan twitter semakin banyak dipakai orang untuk saling berkomunikasi.

Facebook semakin banyak digunakan oleh orang-orang di dunia. Konon kabarnya sejarah penemuan facebook sedang dibuatkan filmnya. Saya pun telah menonton sebagian cuplikan filmnya di youtube.com. Sebuah sosial media pula yang mengantarkan lagu keong racun menjadi ternama.

Nampaknya, orang akan semakin bergantung kepada sosial media. Siapa yang bergabung pastilah akan menjadi manusia status yang selalu memberitakan apa saja yang ditemuinya. Semua orang kini menjadi pusat informasi. Siapa saja bisa menyampaikan pesannya.

Kompasiana adalah salah satu blog sosial media itu. Dia lahir dari ide cemerlang seorang Pepih Nugraha. Seorang jurnalis yang saya kenal sangat sederhana dan bersahaja. Bekerja dalam diam seperti akar pohon yang berada di dalam tanah. Bekerja dalam sunyi dan tak terlihat oleh mata biasa.

Lewat sentuhan-sentuhan dinginnya telah lahir beberapa buku berkualitas. Mulai dari buku Cat Rambut Orang Yahudi karya pak chappy, Intelijen Bertawaf karya pak pray, sampai buku pak beye dengan tetraloginya buah karya mas inu.

Bagi saya secara pribadi, ini adalah sebuah bukti bahwa sosial media bukanlah media sembarangan. Kelahirannya telah mampu melahirkan buku-buku berkualitas. Salah satu buku yang tak kalah bagusnya adalah buku karya Mariska Lubis yang berjudul wahai pemimpin bangsa, belajar sex dong!. Lewat sentuhan editing Andy Soekry Amal, buku ini pun mendapat tempat di hati pembaca.

Saya ingin sekali seperti mereka. Oleh karena itu saya menulis setiap hari di kompasiana. Bukan karena ingin bernarsis ria, tetapi saya ingin membuktikan bahwa menulis adalah sebuah keterampilan yang bisa dikuasai bila kita berlatih menulis. Seperti orang yang belajar bersepeda. Semakin mencoba pasti semakin bisa mengayuh dengan lancar.

Dari posting yang ke-1000 ini, saya torehkan sebuah catatan penting seorang blogger. Sebuah catatan dimana saya baru mulai belajar menulis yang sebenarnya dalam hidup ini. Menulis untuk hidup, dan hidup untuk menulis.

salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

KOMENTAR CAK HOPANG:
Kami setuju Om. ini sudah waktunya kita terbuka. ini sudah zaman transparansi. ini sudah zaman reformasi. Kita sudah terlalu capek melihat berita-berita kemenangan sidang para koruptor di "pengadilan" yang jauh dari rasa adil itu. Kita muak melihat para penjahat yang bisa seenaknya lepas dari penjara. huh...

Tidak ada komentar: